Hubungan segala sesuatu selain Allah
(mahluk) sudah seharusnya tidak memalingkan perhatiannya dari Allah SWT, walau
sesaat pun. Begitu terputus dari segala macam ikatan, hanya hubungan dengan
Allah saja yang mesti ada dan tersisa dalam hati sanubari. Dalam ungkapan lain,
semua hubungan mestilah berasal hanya dan cuma satu saja, yang disebut oleh
kaum Sufi tentang hadlir ilalloh terus menerus, senantiasa merasakan panggilan
& KehadiranNYA di setiap gerak nafas mahluk yang begitu dekat melebihi
dekatnya sesuatu yang paling dekat dengan diri mahluk, atau Kontemplasi Ilahi.
Seperti diungkapkan seorang penyair
darwisy :Kehidupan dan hatiku sibuk dengan diriMu, dan mataku mengerling ke
kanan dan ke kiri (muroqobah ma’iyah ‘ala haqiqoti al-ruh)Agar
saingan-sainganku tidak tahu (fana’ kullun), bahwa Engkaulah sesungguhnya
KekasihKU
Sesudah
mengutip ayat-ayat Alquran ini, saya akan menyebutkan beberapa hadis Nabi
Muhammad mengenai kewajiban mengerti (‘arif) Allah berikut segala keuntungan
dan manfaat serta kefana’an diri yang diperoleh dariNYA barulah mahluk bisa
mengingat dengan sebenar-benarnya mengingat.
Abdullah
bin faqir
Seseorang
berkata, “Ya Rasul Allah, aku demikian banyak terbebani oleh perintah-perintah
dalam Syari’ah. Berilah aku nasihat ihwal sesuatu yang mesti kupegang
erat-erat”. Nabi bersabda, “Hendaknya lidahmu tidak pernah berhenti mengingat
dan menyebut-nyebut nama Allah sampai kau terpanggil dan fana’u al-fana’ ila
baqo’u al-ilahiyah dengan seluruhnya”
Nabi
Muhammad SAW bersabda : “Maukah aku beritahukan kepadamu amalan-amalan yang
dipandang oleh Tuhanmu sebagai lebih baik dan lebih utama, yang menjadi sarana
menaikkan derajatmu dan yang lebih baik ketimbang memberi sedekah berupa emas
dan perak dan bahkan lebih baik ketimbang memerangi musuhmu, entah dalam
keadaan membunuh mereka atau terbunuh mereka ?”. Mereka menjawab, “Ya”. Nabi
bersabda ; “Mengingat Allah / dzikrul ilaahi”.
Seperti
diungkapkan seorang penyair :
Kuucapkan nama-Mu dan kubakar kehidupanku,
Hingga sampai titik keADAManku.
Kuucapkan nama-Mu dan kubakar kehidupanku,
Hingga sampai titik keADAManku.
Aku
laksana lilin, dalam api, lantaran lidahKU ku mampu memujaMU.
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah ibn ‘Umar bahwa Nabi Muhammad saw,
bersabda : “Tak ada sesuatu pun yang lebih efektif dalam menyelamatkan diri
kita dari hukuman Allah selain mengingat-Nya”. Orang-orang bertanya, “Tidak
jugakah berjuang di jalan Allah akan menyelamatkan diri kita ?”. Beliau
menjawab, “Tidak, tidak ada satu amalan pun bisa menyamai zikir atau mengingat
Allah, sekalipun para prajurit menggunakan pedangnya sedemikian rupa sehingga
pedang itu patah”.
Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw
bersabda : “Orang-orang yang tidak terikat dan bebas ( hurrin / merdeka lahir bathin pada kepasrahan ) sudah lebih dulu unggul”, sabda Nabi SAW dan Orang-orang bertanya, “Ya Rasul Allah, siapakah orang-orang yang tidak terikat dan bebas itu ?”, Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang tidak henti-hentinya ingat setelah ‘arif billah”.
bersabda : “Orang-orang yang tidak terikat dan bebas ( hurrin / merdeka lahir bathin pada kepasrahan ) sudah lebih dulu unggul”, sabda Nabi SAW dan Orang-orang bertanya, “Ya Rasul Allah, siapakah orang-orang yang tidak terikat dan bebas itu ?”, Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang tidak henti-hentinya ingat setelah ‘arif billah”.
Seperti
diungkapkan oleh seorang penyair Sufi :
Hati
seorang Mukmin beroleh kegembiraan
dari kebahagiaan iman,
Kebahagiaan iman memberikan kebahagiaan
kepada kaum Mukmin.
dari kebahagiaan iman,
Kebahagiaan iman memberikan kebahagiaan
kepada kaum Mukmin.
Semua
kegembiraan lainnya pun terlupakan,
Disaat kaum ahli bathin memperoleh kebahagiaan
dari mengingat Allah.
Disaat kaum ahli bathin memperoleh kebahagiaan
dari mengingat Allah.
Anas
meriwayatkan langsung, dari Rasulullah, “Allah SWT berfirman, ‘Aku senantiasa
bersama pikiran hamba-Ku dan bersamanya manakala ia mengingat-Ku. Manakala ia
mengingat-Ku dalam hatinya, Aku juga mengingatnya dalam hati-Ku. Jika ia
mengingat-Ku dalam sebuah majelis dan majelis ini lebih baik
dari majelisnya”.
dari majelisnya”.
Janganlah
melupakan Allah, agar engkau terpanggil menjadi kekasihNYA. Jika engkau pernah
mengingat-NYA setelah melihatNYA, pasti engkau telah terpanggil & dipilih
untuk menjadi KEKASIHNYA tanpa washilah.
Abu
Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah saw, bersabda “Allah SWT berfirman, ‘Aku
bersama hamba-KU manakala ia mengingat-KU dan bibirNYA hanya bergerak
menyebut-nyebut nama-KU”.
Al-Qusyairi
meriwayatkan dari Anas, “Nasib malang tidak akan menimpa orang yang mengatakan,
BILLAAHI, LILLAAHI, MA’ALLOHI, WA ILALLOHI KULLUHUM AJMA’IINA”.
Dalam
sebuah hadis lain diriwayatkan ; “Hari Kiamat akan terjadi jika Allah, Allah
tidak lagi diucapkan di muka bumi”.
Seorang
yang ‘ARIF billah bisa disamakan dengan orang hidup dalam kubah alloh (
kesadaran ), dan seorang yang tidak ‘Arif billah bisa disamakan dengan orang
mati / mayat berjalan, yakni orang-orang yang ‘ARIF billah adalah hidup dalam
panggilan kefana’an tauhid dan orang yang tidak ‘arif billah adalah mati
(bangkai berjalan).
Sesudah
mengetahui titik nuqoth yang ditegaskan pada BIKAANA BI YAKUUNU BIKUN BIHI maka
berbagai MANFAAT dan HIKMAH, bisa Kita fahami dengan sebenar-benarNYA.
Dzikir
adalah piagam Panggilan Allah. Barangsiapa diberi anugerah dzikir Haqqullah,
maka yang demikian itu berarti bahwa ia sudah diberi perintah berikut, “Engkau
memang benar-benar haqqi”.
Di
sini lalu timbul pertanyaan : Mengapa dzikir atau mengingat Allah, yang
demikian mudah dan sama sekali tidak susah, dipandang sebagai lebih bermanfaat
dan lebih unggul ketimbang bentuk-bentuk ibadah lainnya yang memerlukan
tindakan yang
sulit dan sukar ?. Imam al Ghazali memberikan jawaban sebagai berikut :
sulit dan sukar ?. Imam al Ghazali memberikan jawaban sebagai berikut :
Kenyataan
ini bisa ditetapkan melalui pengetahuan & pengalaman mistis/sepiritual,
akan tetapi, sejauh pengetahuan & pemahaman praktis aqal, bisa dikatakan
bahwa hanya dzikir atau mengingat Allah saja yang efektif dan bermanfaat, yang
senantiasa dan terus-menerus dilakukan disertai kehadiran ( Allah ) dalam jiwa
dan pikiran. Akan halnya dzikir atau mengingat Allah secara verbal dan hati
disibukkan dengan permainan dan senda gurau saja tanpa isi, dzikir panggilanNYA
dalam keadaan suci ,batal,sibuk,bercanda bekerja,berdiskusi tanpa di batasi
oleh gerak lahir & bathin.
Hadis
Nabi memperkuat pandangan ini. Sebagaimana diungkapkan seorang penyair darwisy
:
Jika
engkau tidak mengerti di saat mengingat Allah, Sebelum mengenali haqiqatnya
(haqqu al-rububiyah). Meskipun engkau sibuk sepanjang hayatmu, maka engkau tak
beroleh apa-apa kecuali kesesatan belaka dan dirimu tiada sadar merasa
mengingat sesuatu yang belum pernah engkau melihat dan mengenalinya
Namun engkau telah menyebut dan merasa telah dzikir kepadaNYA.
Itulah CIRI-CIRI haqiqat MUNAFIQ, belum mengenal namun telah merasa mengingat al-haq. Namun, mengingat dzat Kekasih dengan panggilanNYA kekasih untuk kekasihNYA dalam kerelaan UBUDIYAH AL-RUBUBIYAH senantiasa bermanfaat dan selalu berguna sepanjang masa.
Namun engkau telah menyebut dan merasa telah dzikir kepadaNYA.
Itulah CIRI-CIRI haqiqat MUNAFIQ, belum mengenal namun telah merasa mengingat al-haq. Namun, mengingat dzat Kekasih dengan panggilanNYA kekasih untuk kekasihNYA dalam kerelaan UBUDIYAH AL-RUBUBIYAH senantiasa bermanfaat dan selalu berguna sepanjang masa.
{يُؤْتِي
الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا
كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا الأَلْبَابِ} (البقرة/269).
“Allah
berikan HIKMAH kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang diberi
HIKMAH, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak” (Al Qur’an, Surah Al
Baqoroh, 2:269)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar